Perkuliahan 6 (21 Oktober 2020) Keamanan Sistem Komputer C31040319
Semester : 5 (Ganjil) - Tahun Ajaran 2020/2021 (20201)
Jurusan : Teknik Informatika
Mata Kuliah : Keamanan Sistem Komputer (C31040319)
Dosen : Desi Rose Hertina, S.T,. M.KOM.
NIM : 201831054
Nama : Sulkifli
Asal Daerah : Makassar, Sulawesi-Selatan
PENGERTIAN KRIPTOGRAFI
Kriptografi adalah proses mengubah
pesan sedemikian rupa sehingga maknanya disembunyikan dari musuh atau lawan
yang mungkin menangkapnya. Kriptografi adalah ilmu penulisan rahasia yang
membawa banyak teknik untuk melindungi informasi yang hadir dalam format yang
tidak dapat dibaca. Hanya penerima yang ditunjuk yang dapat mengkonversi format
yang tidak dapat dibaca ini menjadi format yang dapat dibaca.
PENGERTIAN
KRIPTOGRAFI MENURUT PARA AHLI
Berikut adalah beberapa pengertian
kriptografi menurut para ahli antara lain sebagai berikut:
1.
Menurut Menezes, Oorschot dan Vantone
(1996)
Menurut Menezes , Oorschot, Vantone kriptografi merupakan sebuah studi
teknik matematika yang berkaitan dengan aspek keamanan informasi seperti
kerahasiaan, otentikasi entitas serta otentikasi keaslian data dan integritas
data. Kriptografi tidak hanya penyediaan keamanan informasi saja, tetapi juga
sebuah himpunan teknik-teknik.
2.
Menurut Oppliger (2005)
Menurut Oppliger kriptografi bisa diartikan sebagai sebuah proses untuk
melindungi data dalam arti yang luas.
3.
Menurut Talbot dan Welsh (2006).
Menurut Talbot dan Welsh kriptografi merupakan sebuah teknik rahasia
dalam penulisan, dengan menggunakan karakter khusus, dan menggunakan huruf dan
karakter di luar bentuk aslinya ataupun dengan metode-metode yang lain yang
hanya bisa dipahami pihak-pihak yang memproses kunci. Jadi kriptografi secara
umum bisa diartikan sebagai seni menulis atam memecahkan cipher.
SEJARAH KRIPTOGRAFI
Sejarah penulisan rahasia tertua dapat ditemukan pada
peradaban Mesir kuno, yakni tahun 3000 SM. Bangsa Mesir menggunakan ukiran
rahasia yang disebut dengan hieroglyphics untuk menyampaikan
pesan kepada orang-orang yang berhak.
Awal tahun
400 SM bangsa Spartan di Yunani memanfaatkan kriptografi di bidang militer
dengan menggunakan alat yang disebut scytale, yakni pita panjang
berbahan daun papyrus yang dibaca dengan cara digulungkan ke sebatang silinder.
Sedangkan peradaban Cina dan Jepang menemukan kriptografi pada abad 15 M.
Peradaban Islam juga menemukan kriptografi karena penguasaannya terhadap
matematika, statistik, dan linguistik. Bahkan teknik kriptanalisis dipaparkan
untuk pertama kalinya pada abad 9 M oleh seorang ilmuwan bernama Abu Yusuf
Ya’qub ibn ‘Ishaq as-Shabbah al Kindi atau dikenal dengan Al-Kindi yang menulis
kitab tentang seni memecahkan kode. Kitabnya berjudul Risalah fi
Istikhraj al-Mu’amma (Manuskrip untuk memecahkan pesan-pesan
Kriptografi). Terinspirasi dari perulangan huruf dalam Al-Qur’an, Al-Kindi
menemukan teknik analisis frekuensi, yakni teknik untuk memecahkan ciphertext
berdasarkan frekuensi kemunculan karakter pada sebuah pesan (Wirdasari, 2008).
TUJUAN KRIPTOGRAFI
Adapun beberapa tujuan kriptografi antara lain sebagai berikut:
- Kerahasiaan (confidentiality) adalah sebuah
layanan yang ditujukan untuk menjaga agar pesan tidak dapat dibaca oleh
pihak-pihak yang tidak berhak.
- Integritas data (data integrity) adalah suatu
kemampuan penerima pesan untuk memverifikasi pesan, memastikan bahwa pesan
belum dimodifikasi dalam perjalanan, seorang penyusup seharusnya tidak
mampu mengganti pesan asli dengan yang palsu.
- Otentikasi (authentication) adalah suatu
kemampuan penerima pesan untuk memastikan pesan tersebut asli. Seorang
penyusup seharusnya tidak bisa menyamar sebagai orang lain.
- Nirpenyangkalan (non-repudiation) adalah
dimana pengirim pesan tidak bisa menyangkal dan mengelak bahwa dia telah
mengirim pesan.
KRIPTOGRAFI PROSES
Proses dasar pada Kriptografi yaitu: Enkripsi (Encryption) Dekripsi (Decryption) dengan
key yang digunakan sama untuk kedua proses diatas. Penggunakan key yang sama
untuk kedua proses enkripsi dan dekripsi ini disebut juga dengan Secret
Key, Shared Key atau Symetric Key Cryptosystems.Berikut
adalah ilustrasi 4 komponen dan 2 proses yang digunakan dalam teknik
kriptografi.
1. Enkripsi
Enkripsi (Encryption) adalah sebuah proses menjadikan pesan yang dapat
dibaca (plaintext) menjadi pesan acak yang tidak dapat dibaca (ciphertext).
Berikut adalah contoh enkripsi yang digunakan oleh Julius Caesar, yaitu dengan
mengganti masing-masing huruf dengan 3 huruf selanjutnya (disebut juga
Additive/Substitution Cipher).
Plaintext |
Ciphertext |
2. Dekripsi
Dekripsi merupakan proses kebalikan
dari enkripsi dimana proses ini akan mengubah ciphertext menjadi plaintext
dengan menggunakan algortima ‘pembalik’ dan key yang sama. Contoh:
Ciphertext |
Plaintext |
ALGORITMA KRIPTOGRAFI
1.
Simetris (Symetric Algorithms)
Symmetric Algorithms
key yang dipakai untuk melakukan enkripsi dan dekripsi pada dasarnya
identik K1 = K2 = K, akan tetapi satu key dapat pula diturunkan dari key
yang lainnya. Key yang ada harus disembunyikan . maka dari itu sistem ini
sering disebut sebagai secret-key ciphersystem.
Secara matematis Algoritma ini
dapat ditulis :
Ek(M) = C ^ dk (C) = M
Ek adalah proses enkripsi dengan
menggunakan kunci K, M adalah pesan asli (Plainetext), dan C adalah pesan yang
disandikan (Cipertext).
2.
Asimetris (Asymmetric Algorithms)
Pada Asymmetric
Algorithms ini dipakai dua buah key. Satu kunci yang diartikan sebagai kunci
publik atau public key dapat diumumkan, sedangkan kunci yang lainya bisa
disebut kunci privat atau private key harus dirahasiakan. Proses memakai sistem
yang dapat diterangkan secara standar seperti berikut ini:
Jika A ingin
mengirimkan pesan kepada B, A dapat menyandikan pesannya dengan menggunakan key
publik B, dan jika B ingin membuka surat itu, ia perlu mendekripsikan surat itu
dengan key privatnya.
Dengan begitu kedua
belah pihak dapat menjamin asal surat serta keabsahan surat tersebut, karena
adanya cara ini. Contoh sistem ini diantara RSA Scheme dan Merkle-Hellman
Scheme.
ALGORITMA KRIPTOGRAFI HIBRID
Selama pengguna hanya menyimpan data secara local
di hard disk dan tidak mengirimkannya, enkripsi simetris sudah cukup aman.
Keunggulan metode ini adalah cara kerjanya yang sangat cepat karena menggunakan
algoritma matematis yang tidak rumit dan panjang kunci yang lebih pendek.
TrueCrypt, misalnya dapat mengenkripsi sekitar 175 MB/detik.
Metode simetris kurang tepat untuk mentransfer
data. Karena untuk dapat menggunakan datanya mitra komunikasi harus bertukar
kunci yang dibuat secara acak untuk setiap sesi (Session Key), sehingga apabila
jika seorang hacker menemukan kunci ini maka dengan mudah ia dapat men-decrypt
komunikasi tersebut.
Metode asimetris mengatasi masalah tersebut dengan
membuat sepasang kunci. Pengirim mengenkripsi data dengan sebuah Public Key
yang didapat dari mitra komunikasinya. Hanya Private Key yang memiliki penerima
dapat men-decrypt data. Dengan demikian, kunci untuk decryption tidak jatuh ke
orang lain. Sebaliknya publikasi Public Key tidak menjadi masalah karena tidak
dapat men-decrypt data. Private Key juga tidak dapat diturunkan dari Public
Key, seperti halnya sebuah gembok yang digunakan untuk mengunci gerbang, tetapi
tidak dapat membukanya kembali.
Metode asimetris juga memiliki kelemahan. Karena
lebih rumit, metode ini bekerja 1000 kali lebih lambat dibandingkan metode
simetris, sehingga tidak tepat untuk data dalam jumlah besar. Dalam praktiknya,
misalnya pada transfer data di Internet, lalu lintas e-mail atau online banking,
digunakan metode hibrida. Metode Hibrida mengenkripsi data sebenarnya
secara simetris, tetapi kuncinya secara asimetris. Metode semacam ini
mengkombinasikan pertukaran kunci yang aman dan data encryption yang cepat.
Metode hibrida terdiri atas enkripsi simetris
dengan satu kunci (Session Key) dan enkripsi asimetris dengan sepasang kunci
(Public/Private Key).
Langkah 1 : Pengirim mengenkripsi teks dengan
Session Key.
Langkah 2 : Mengenkripsi Session Key dengan
Public Key.
Langkah 3 : Penerima men-decrypt Session Key
dengan Private Key.
Langkah 4 : Men-decrypt teks dengan Session
Key.
TEKNIK DASAR KRIPTORAFI
Teknik Dasar Kriptografi Terbagi 5 Jenis,
yaitu :
1.
SUBSTITUSI
Dalam kriptografi,
sandi substitusi adalah jenis metode enkripsi dimana setiap satuan pada teks
terang digantikan oleh teks tersandi dengan sistem yang teratur. Metode
penyandian substitusi telah dipakai dari zaman dulu (kriptografi klasik) hingga
kini (kriptografi modern),
Langkah pertama
adalah membuat suatu tabel substitusi. Tabel substitusi dapat dibuat sesuka
hati, dengan catatan bahwa penerima pesan memiliki tabel yang sama untuk
keperluan decrypt. Bila tabel substitusi
dibuat secara acak, akan semakin sulit pemecahanciphertext oleh orang yang
tidak berhak.
Metode ini dilakukan dengan mengganti setiap huruf dari teks asli dengan huruf lain sebagai huruf sandi yang telah didefinisikan sebelumnya oleh algoritma kunci.
2.
BLOCKING
Sistem enkripsi
ini terkadang membagi plaintext menjadi beberapa blok yang terdiri dari
beberapa karakter, kemudian di enkripsikan secara independen.
Caranya :
Plaintext dituliskan secara vertikal ke bawah berurutan pada lajur, dan dilanjutkan pada kolom berikutnya sampai seluruhnya tertulis. Ciphertext-nya adalah hasil pembacaan plaintext secara horizontal berurutan sesuai dengan blok-nya.
3.
PERMUTASI
Salah satu teknik
enkripsi yang terpenting adalah permutasi atau sering juga disebut transposisi.
Teknik ini memindahkan atau merotasikan karakter dengan aturan tertentu.
Prinsipnya adalah berlawanan dengan teknik substitusi. Dalam teknik substitusi,
karakter berada pada posisi yang tetap tapi identitasnya yang diacak. Pada
teknik permutasi, identitas karakternya tetap, namun posisinya yang diacak.
Caranya
Sebelum dilakukan
permutasi, umumnya plaintext terlebih dahulu dibagi menjadi blok-blok dengan
panjang yang sama.
Plaintext akan dibagi menjadi blok-blok yang terdiri dari 6 karakter, dengan aturan permutasi, sebagai berikut :
4.
EKSPANSI
Suatu metode sederhana untuk mengacak pesan adalah dengan memelarkan pesan itu dengan aturan tertentu. Salah satu contoh penggunaan teknik ini adalah dengan meletakkan huruf konsonan atau bilangan ganjil yang menjadi awal dari suatu kata di akhir kata itu dan menambahkan akhiran “an”. Jika suatu kata dimulai dengan huruf vokal atau bilangan genap, ditambahkan akhiran “i”.
5.
PEMAMPATAN
Mengurangi panjang
pesan atau jumlah bloknya dengan cara lain untuk menyembunyikan isi pesan.
Contoh sederhana ini
menggunakan cara menghilangkan setiap karakter ke-tiga secara berurutan.
Karakter-karakter yang dihilangkan disatukan kembali dan disusulkan sebagai
“lampiran” dari pesan utama, dengan diawali oleh suatu karakter khusus, dalam
contoh ini menggunakan ” * “.
Komentar
Posting Komentar